Minggu, 28 Februari 2010

Job Golkar

Hari Jumat, 26 Februari 2010 kemaren, PSMUT kebagian nyanyi kembali di acara rakernas Partai Golkar. Ini pertama kalinya saya ikut job Golkar di PSMUT. Agak grogi soalnya bakal nyanyi di depan Pak Aburizal Bakrie. But Alhamdulillah overall sukses dan menghibur penonton.
Check this out.



Kita bawain lagu Mars Golkar, Hymne Golkar, Sik-sik (lagu daerah asal Sum-ut), Ma Rencong-Rencong (lagu daerah asal Sul-sel), dan We Are The Champion bareng penyanyi Andien.


ROAD TO SARJANA EKONOMI

Bersambung dari post sebelumnya, akhirnya setelah ibu saya benar-benar sehat, saya bisa fokus kembali ke kuliah saya. Setelah saya sadar ternyata sudah 2 bulan saya menelantarkan skripsi, tanpa bertemu dengan pembimbing skripsi saya sekalipun.

Pembimbing skripsi saya adalah Prof. Dr. Heru Satyanugraha Msc. Saya pernah mendapat mata kuliah sebelumnya yg diajar beliau, sehingga paling tidak saya udah kenal beliau sedikit. Namun memang dari dulu beliau terkenal keras dalam membimbing skripsi mahasiswanya. Sampai-sampai tiap orang-orang bertanya sama saya "Siapa pembimbing skripsi lo?" dan saya jawab "Pak Heru"mereka pasti langsung jawab "Oooh... yang sabar ya" bahkan ada juga yang mengatakan "Skripsi sama dia khan 2 semester ma"... Haduh kata-kata dari teman saya bener2 bkin down, mana saya udah 2 bulan telat mulai.

Setelah kabar-kabaran dengan Winda n Pipit, yang sama2 bimbingan Pak Heru, ternyata beliau menanyakan tentang saya yang tidak pernah menemuinya, dan beliau mengancam kalau saya masih ga datang juga saya disuruh ganti PS yang lain, dan saya juga harus langsung menghadap beliau dengan membawa jurnal dan Proposal Skripsinya.

Setelah mendengar kabar tersebut, saya langsung ngebut mencari jurnal dan mengerjakan proposal dalam waktu 1 minggu. Akhirnya saya pun bertemu beliau, dan sedikit diomelin karena baru datang sekarang.

Jujur dalam mengerjakan skripsi ini saya agak santai-santai dan tidak serius, karena (kebiasaan lama) selalu berpikir deadline nya toh masih lama, jadi santai-santai aja dulu, sampai akhirnya pada awal januari, skripsi saya masih ga ada perkembangannya, masih sampai bab III. Dan mulai sadar bahwa batas akhir pengumpulan skripsi tinggal 2 bulan lagi. Akhirnya saya seperti orang kebakaran jenggot, langsung cepat-cepat mengumpulkan data. Dibantu oleh teman-teman, saya menyelesaikan pengumpulan data dalam waktu 1 minggu sebanyak 50 perusahaan, dalam rentang 5 tahun sebanyak 6 jenis data (Dikalikan aja semuanya tuh, ampe kliyengan). Pertama saya olah data di jalan tawakal, trus hasilnya masih salah, akhirnya saya olah data sama Mas Fano, alumni Trisakti dan langsung mengerjakan bab 4 dan 5, masih salah juga, saya akhirnya olah lagi n kumpulin hasilnya, masih salah juga. Setelah saya merasa udah final dan perfect, dan mengumpulkan seluruh skripsi saya , berharap akan di-acc. Ternyata menurut beliau masih salah dan saya harus menambah dua variabel lagi dalam pengolahan data (tenggat waktu tinggal 2 minggu lagi).

Saat itu juga saya langsung drop dan nangis, mana sempat saya mengerjakan semuanya dalam waktu begitu singkat. Akhirnya saya harus melupakan mimpi saya untuk menyelesaikan skripsi saya semester ini, besoknya saya langsung mengurus perpanjangan skripsi, dan mengabarkan kabar kecewa ini kepada orang tua dan teman-teman saya. Alhamdulillah kedua orang tua dan teman-teman saya tetap mendukung.

Namun entah kenapa saya seperti merasa bahwa Pak Heru memberi sinyal pada saya saat mengatakan, "Kamu kumpulin ya hari rabu". Dengan perasaan tidak ingin mengecewakan beliau akhirnya saya kerjakan juga saat selasa malam, sampai saya gak tidur sampai pagi.
Paginya saya bertemu dengan Pak Heru dan beliau bilang mau dibaca dulu skripsi saya dan saya disuruh kembali lagi jam 11. Akhirnya setelah saya menunggu dan kembali lagi ke ruangan beliau, dengan perasaan was-was. Ternyata beliau meng-acc skripsi saya walaupun masih ada yg salah, namun beliau mempercayakan pada saya untuk segera merevisinya karena hari ini beliau harus ke luar negeri. Akhirnya skripsi saya ditanda-tangani, dan beliau bilang, sampai ketemu di sidang nanti. Keluar dari ruangan beliau saya rasanya pengen nangis sekaligus pengen lompat-lompat kegirangan. Gak berhenti saya ucapin syukur ke Allah swt. Saya juga jadi merasa bersalah, padahal saya udah pesimis, namun ternyata Pak Heru membuka jalan buat saya. Terima kasih pak.

Malam nya lagi-lagi saya tidak tidur dan langsung mengerjakan revisi yang disuruh oleh pak Heru, paginya hari kamis saya langsung daftar buat sidang. dan sekarang saya sedang menunggu undangan sidang saya keluar. Sayangnya Winda dan Pipit tidak mampu menyelesaikan skripsi mereka tepat waktu hingga dengan terpaksa mereka perpanjangan skripsi. Saya berdoa agar rekan seperjuangan saya itu mampu menyelesaikan skripsi mereka dengan baik dan lancar.

Hal penting yang saya dapat dari pengalaman ini ialah, jalan untuk meraih impian itu tidak mudah, bahkan sulit sekali, bakal ada banyak hambatan, namun jika kita yakin dan terus berusaha sampai titik akhir, jalan itu akan trus terbuka. Siapa sangka saya mendapat PS killer dan perfeksionis, telat mengerjakan skripsi, santai-santai sibuk jalan-jalan dan main, akhirnya mampu mengerjakan skripsi tepat waktu. Tentu saja itu diabayar dengan mengorbankan waktu untuk terus fokus di skripsi, melupakan waktu untuk bersenang-senang, bahkan tidak tidur sampai pagi. Namun pengorbanan itu berasa sirna saat melihat skripsi saya yang telah dijilid-ini.

Ga bakal cukup syukur saya panjatkan kepada Allah swt atas segala yg diberikan-Nya untuk saya.

Sekarang saya sedang menunggu untuk sidang. Setelah lulus dari sidang ini barulah saya akan sah menjadi Sarjana Ekonomi hehehe. Mohon doanya.

buat teman-teman yang sedang berjuang, ingat, tidak ada yang mustahil. You can do it!!!

ROAD TO SARJANA EKONOMI

Halo, ini post pertama saya setelah sekian lama ga nulis apa-apa disini.
Kali ini saya akan cerita soal apa yang telah saya lalui sampai rasanya ingin membagi semuanya disini...
ROAD TO SARJANA EKONOMI. Dari judulnya aja udah bisa keliatan apa yang mau saya ceritakan, yess, ini pengalaman saya menempuh jalan untuk menjadi Sarhana Ekonomi.
FYI, saya kuliah di Universitas Trisakti, salah satu universitas swasta di Jakarta, Jurusan Manajemen.

Dulu banget saya bertekad untuk menyelesaikan kuliah dalam waktu secepatnya yaitu 3,5 tahun atau 7 semester. Dan impian itu kesampaian sejak saya bisa mengambil skripsi di semester 7. Namun ternyata tidak semulus yang saya duga. Pada awal-awal semester ibu saya drop (dia sudah menderita diabetes sejak 13 tahun lalu). Dokter memvonis diabetes telah menyerang jantung beliau. Terjadi penyempitan pembuluh darah pada jantung. Kebetulan saya n keluarga sedang berada di Penang, sebenarnya untuk keperluan check-up setelah adik saya dioperasi disana. Tapi mungkin karena capek, akhirnya ibu saya dilarikan juga ke RS disana, tepatnya Rumah Sakit Adventist. Setelah diperiksa, ternyata baru ketahuan kalau pembuluh darah jantung ibu telah menyempit pada lima bagian, dan dapat dikategorikan parah karena tingkat keparahannya telah mencapai di atas 80%.

Ada tawaran untuk melakukan pemasangan ring disana, namun keluarga masih pikir-pikir dulu, karena saya harus segera menyelesaikan skripsi n kuliah, adik saya harus kuliah, ayah harus kerja. Akhirnya kita memutuskan untuk pulang dulu ke Indonesia. Setelah tiba di Palembang (orang tua saya tinggal di Palembang), ibu langsung drop, malam itu juga beliau dilarikan ke Rumah Sakit Hussein di Palembang, satu malam saya menjaga ibu di rumah sakit, dan besok saya harus pulang ke Jakarta karena kuliah akan dimulai.

Akhirnya saya pulang dengan hati yang sangat was-was, mana sempat lagi terpikir untuk mengerjakan skripsi, yg ada di pikiran saya hanyalah ingin melihat ibu saya sembuh dan kembali sehat. Dua hari kemudian ibu dibawa ke Jakarta dan langsung dimasukkan ke Rumah Sakit Khusus Jantung Harapan Kita, namun dokter2 disana menganjurkan ibu untuk operasi bypass dan ibu tidak mau, sehingga, terpaksa kita memindahkan ibu ke RS Medistra. Beberapa hari kemudian akhirnya dokter melakukan pemasangan ring pada pembuluh jantung ibu sebanyak lima ring. Dokter yang menangani waktu itu ialah Prof. Santoso. Walaupun resiko kegagalan untuk pemasangan ring lebih kecil dari operasi tetap saja saya dan keluarga sangat cemas. Kadang-kadang pikiran buruk pun terlintas. setelah kira2 2 jam akhirnya kami mendapat kabar bahwa pemasangan ring ibu telah selesai dan kami boleh menemui beliau. Rasanya saya pengen lari langsung ke ruang operasi. Saat sampai di ruang operasi, saya tidak menemukan ibu tertidur di kasur operasi, saya kaget mendapati beliau sedang duduk santai di depan layar komputer. Ibu bilang bahwa operasinya sama sekali tidak sakit dan dia bisa langsung duduk tanpa merasakan sakit apapun. Saya senang sekali dan langsung mengucapkan syukur pada Allah swt.

Dua hari kemudian ibu meninggalkan rumah sakit dengan keadaan sehat namun masih sedikit lemah dan pusing. Banyak sekali obat-obatan yang harus dimakan ibu, sampai belasan obat tiap harinya. Namun saya sangat senang dan bersyukur karena keadaan ibu benar-benar berbeda sekarang. Sebelum dipasang ring, beliau hanya mampu duduk di kursi roda, sekarang jalan-jalan kesana kemari sudah lincah, kyk ga pernah sakit apa-apa aja. I only can thank to God...



to be continued....